Indonesia – Iran Sepakat Tingkatkan Kerjasama Investasi
Indonesia dan Iran sepakat meningkatkan kerjasama di bidang investasi antara lain dengan memfokuskan pada sektor otomotif, minyak sawit dan engineering steel. Demikian antara lain hasil pertemuan Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), Gita Wirjawan dengan Wakil Menteri Ekonomi dan Keuangan Iran yang juga Presiden Organization for Investment, Economic and Technical Cooperation of Iran (OIETAI), Dr. Behrouz Alishiri, dalam lawatan dua harinya di Tehran tanggal 20-21 Agustus 2010.
Dalam pertemuan tersebut, Wakil Menteri Keuangan Iran juga mengusulkan dibentuknya Joint Investment Fund, ditingkatkannya saling tukar menukar informasi serta diselenggarakannya symposium/forum investasi yang melibatkan para pakar kedua negara guna lebih meningkatkan hubungan dan kerjasama kedua negara.
Selama berada di Tehran, Kepala BKPM juga melakukan pertemuan dengan Managing Director National Petrochemical Company International (NPCI) Iran, H.A. Zahmatkesh. Dalam pertemuan tersebut, Kepala BKPM menegaskan kembali komitmen Pemerintah Indonesia untuk terus melanjutkan proyek kerjasama pembangunan pabrik pupuk dan ammonia RI-Iran yang terletak di Pars Special Economic Energy Zone (PSEEZ), Assalouyeh, Iran. Kepala BKPM juga menyampaikan adanya perubahan manajemen PUSRI dan menegaskan Direksi baru PUSRI berkomitmen untuk menindaklanjuti kesepakatan-kesepakatan yang telah dibuat terkait proyek tersebut guna segera terwujudnya kerjasama tersebut.
Pembangunan pabrik pupuk dan ammonia di Assalouyeh merupakan hasil kerjasama antara PT PUSRI (Indonesia) dengan NPCI (Iran) yang perjanjiannya ditandatangani di depan Wakil Presiden RI dan lima orang Menteri Kabinet RI pada tanggal 13 Nopember 2006. Setelah beroperasi, pabrik tersebut diharapkan memiliki kapasitas produksi sebanyak 1.075.000 metrik ton urea dan 122.000 metrik ton ammonia per tahun.
Dalam pertemuan tersebut, Wakil Menteri Keuangan Iran juga mengusulkan dibentuknya Joint Investment Fund, ditingkatkannya saling tukar menukar informasi serta diselenggarakannya symposium/forum investasi yang melibatkan para pakar kedua negara guna lebih meningkatkan hubungan dan kerjasama kedua negara.
Selama berada di Tehran, Kepala BKPM juga melakukan pertemuan dengan Managing Director National Petrochemical Company International (NPCI) Iran, H.A. Zahmatkesh. Dalam pertemuan tersebut, Kepala BKPM menegaskan kembali komitmen Pemerintah Indonesia untuk terus melanjutkan proyek kerjasama pembangunan pabrik pupuk dan ammonia RI-Iran yang terletak di Pars Special Economic Energy Zone (PSEEZ), Assalouyeh, Iran. Kepala BKPM juga menyampaikan adanya perubahan manajemen PUSRI dan menegaskan Direksi baru PUSRI berkomitmen untuk menindaklanjuti kesepakatan-kesepakatan yang telah dibuat terkait proyek tersebut guna segera terwujudnya kerjasama tersebut.
Pembangunan pabrik pupuk dan ammonia di Assalouyeh merupakan hasil kerjasama antara PT PUSRI (Indonesia) dengan NPCI (Iran) yang perjanjiannya ditandatangani di depan Wakil Presiden RI dan lima orang Menteri Kabinet RI pada tanggal 13 Nopember 2006. Setelah beroperasi, pabrik tersebut diharapkan memiliki kapasitas produksi sebanyak 1.075.000 metrik ton urea dan 122.000 metrik ton ammonia per tahun.
