
Hubungan Kerjasama Bilateral Indonesia - Ukraina
Hubungan kedua negara ditandai oleh kunjungan Presiden Ukraina Leonid Kuchma ke Indonesia, 10-13 April 1996. Pada kunjungan tersebut, kedua kepala negara menandatangani “Joint Declaration on Principles of Relations and on Cooperation between the Republic of Indonesia and Ukraine.” Hubungan di bidang politik juga ditandai oleh saling dukung pencalonan masing-masing negara di berbagai organisasi internasional.
Dalam rangka tukar menukar pandangan tentang arah dan prioritas kebijakan luar negeri masing-masing negara, pada 8 – 9 Juni 2010 diselenggarakan Focus Group Discussion Indonesia – Ukraina, di Kyiv. Dibahas pula dalam kegiatan tersebut masalah arsitektur regional (ASEAN, UE, NATO), perkembangan domestik masing – masing negara dan isu – isu global seperti Food, Energy and Water Security (FEWS), nuklir Iran, serta kebangkitan China dan India.
Pada periode 2008 s/d 2010 telah berlangsung berbagai kegiatan dalam rangka peningkatan hubungan ekonomi, seperti kunjungan Delegasi Dagang Ukraina mengikuti Trade Expo Indonesia; Kunjungan pejabat BKPM ke Ukraina; partisipasi dalam pameran the XXI International Agricultural Exhibition Agro 2010 di Kyiv; pelaksanaan Sidang II Komisi Bersama RI-Ukraina (Juni 2009); Business Meeting di Kyiv oleh pejabat BKPM, Bappenas, Setneg; dsb.
Pada 2009, volume perdagangan RI-Ukraina mencapai USD 773,62 juta (ekspor Indonesia USD 354,68 juta dan impor Indonesia USD 418,97 juta atau defisit bagi Indonesia USD 64,28 juta). Pada tahun 2010 volume perdagangan sebesar USD 1.007,05 juta (ekspor USD 486,7 juta dan impor USD 590.3 juta atau defisit untuk Indonesia USD 103,6 juta). Ukraina menduduki peringkat ke-32 dalam daftar negara tujuan ekspor produk non-migas dari Indonesia dan peringkat ke-19 dalam daftar negara asal impor produk non-migas Indonesia. Beberapa produk ekspor utama Indonesia ke Ukraina adalah: Palm oil dan turunannya (tanpa bahan kimia), bijih nikel dan konsentrat, kopra, palm kernel, atau babasu oil dan turunannya, karet alam, balata, gutta-percha, chicle and similar natural gums, margarin, lemak/minyak nabati dan hewani, kertas dan paperboard dengan lapisan koalin, pakaian jadi, polymer ethylene, sabun, produk organik untuk bahan sabun, rempah-rempah, cokelat, teh, kopi, garmen, produk kayu, alas kaki, polyethylene, peralatan dan mesin elektronik dll.
Sedangkan produk impor Indonesia dari Ukraina meliputi: Baja dan produk turunannya, susu dan produk turunannya, gula, pupuk, dll.
Di bidang sosial budaya, KBRI Kyiv aktif melaksanakan berbagai kegiatan promosi seni budaya Indonesia, seperti penerbitan buletin ”Indonesia Today”; pembelajaran bahasa Indonesia; berpartisipasi dalam pameran pariwisata atau pendidikan setempat; dsb.
Di bidang pendidikan, pada tahun ajaran 2002/2011 sebanyak 17 (tujuhbelas) mahasiswa Ukraina telah mengikuti Program beasiswa Darmasiswa. Sebaliknya, pada 2009-2010 beberapa mahasiswa Indonesia dari ITB, Unpad dan UGM telah berkunjung ke Ukraina untuk mengikuti berbagai kegiatan kemahasiswaan internasional.
Berkat keikutsertaan secara rutin dalam berbagai pameran pariwisata setempat, misalnya “International UKRAINE Travel Market, Tourism, Leisure, Hotel, Health,” berdampak pada peningkatan jumlah kunjungan dari Ukraina, yakni 4.044 (tahun 2009) dan 4736 (tahun 2010). Jumlah tersebut belum termasuk warga Ukraina yang masuk Indonesia melalui negara ketiga.
Dalam kerjasama penanganan bencana, Ukraina telah memberi bantuan sebesar USD 9.502,31 pasca tsunami di Nanggroe Aceh Darussalam (2004) dan bantuan untuk korban gempa bumi di Jawa Tengah senilai USD 672.600 dalam bentuk 350 tenda, 25.000 daging sapi kalengan serta 5,5 ton obat-obatan (2006). Sebaliknya Pemerintah Indonesia mengirimkan kapsul Tamiflu sebanyak 52.800 kapsul dan masker senilai USD 3.500 ketika terjadi wabah penyebaran virus flu H1N1 di Ukraina.
Dalam rangka tukar menukar pandangan tentang arah dan prioritas kebijakan luar negeri masing-masing negara, pada 8 – 9 Juni 2010 diselenggarakan Focus Group Discussion Indonesia – Ukraina, di Kyiv. Dibahas pula dalam kegiatan tersebut masalah arsitektur regional (ASEAN, UE, NATO), perkembangan domestik masing – masing negara dan isu – isu global seperti Food, Energy and Water Security (FEWS), nuklir Iran, serta kebangkitan China dan India.
Pada periode 2008 s/d 2010 telah berlangsung berbagai kegiatan dalam rangka peningkatan hubungan ekonomi, seperti kunjungan Delegasi Dagang Ukraina mengikuti Trade Expo Indonesia; Kunjungan pejabat BKPM ke Ukraina; partisipasi dalam pameran the XXI International Agricultural Exhibition Agro 2010 di Kyiv; pelaksanaan Sidang II Komisi Bersama RI-Ukraina (Juni 2009); Business Meeting di Kyiv oleh pejabat BKPM, Bappenas, Setneg; dsb.
Pada 2009, volume perdagangan RI-Ukraina mencapai USD 773,62 juta (ekspor Indonesia USD 354,68 juta dan impor Indonesia USD 418,97 juta atau defisit bagi Indonesia USD 64,28 juta). Pada tahun 2010 volume perdagangan sebesar USD 1.007,05 juta (ekspor USD 486,7 juta dan impor USD 590.3 juta atau defisit untuk Indonesia USD 103,6 juta). Ukraina menduduki peringkat ke-32 dalam daftar negara tujuan ekspor produk non-migas dari Indonesia dan peringkat ke-19 dalam daftar negara asal impor produk non-migas Indonesia. Beberapa produk ekspor utama Indonesia ke Ukraina adalah: Palm oil dan turunannya (tanpa bahan kimia), bijih nikel dan konsentrat, kopra, palm kernel, atau babasu oil dan turunannya, karet alam, balata, gutta-percha, chicle and similar natural gums, margarin, lemak/minyak nabati dan hewani, kertas dan paperboard dengan lapisan koalin, pakaian jadi, polymer ethylene, sabun, produk organik untuk bahan sabun, rempah-rempah, cokelat, teh, kopi, garmen, produk kayu, alas kaki, polyethylene, peralatan dan mesin elektronik dll.
Sedangkan produk impor Indonesia dari Ukraina meliputi: Baja dan produk turunannya, susu dan produk turunannya, gula, pupuk, dll.
Di bidang sosial budaya, KBRI Kyiv aktif melaksanakan berbagai kegiatan promosi seni budaya Indonesia, seperti penerbitan buletin ”Indonesia Today”; pembelajaran bahasa Indonesia; berpartisipasi dalam pameran pariwisata atau pendidikan setempat; dsb.
Di bidang pendidikan, pada tahun ajaran 2002/2011 sebanyak 17 (tujuhbelas) mahasiswa Ukraina telah mengikuti Program beasiswa Darmasiswa. Sebaliknya, pada 2009-2010 beberapa mahasiswa Indonesia dari ITB, Unpad dan UGM telah berkunjung ke Ukraina untuk mengikuti berbagai kegiatan kemahasiswaan internasional.
Berkat keikutsertaan secara rutin dalam berbagai pameran pariwisata setempat, misalnya “International UKRAINE Travel Market, Tourism, Leisure, Hotel, Health,” berdampak pada peningkatan jumlah kunjungan dari Ukraina, yakni 4.044 (tahun 2009) dan 4736 (tahun 2010). Jumlah tersebut belum termasuk warga Ukraina yang masuk Indonesia melalui negara ketiga.
Dalam kerjasama penanganan bencana, Ukraina telah memberi bantuan sebesar USD 9.502,31 pasca tsunami di Nanggroe Aceh Darussalam (2004) dan bantuan untuk korban gempa bumi di Jawa Tengah senilai USD 672.600 dalam bentuk 350 tenda, 25.000 daging sapi kalengan serta 5,5 ton obat-obatan (2006). Sebaliknya Pemerintah Indonesia mengirimkan kapsul Tamiflu sebanyak 52.800 kapsul dan masker senilai USD 3.500 ketika terjadi wabah penyebaran virus flu H1N1 di Ukraina.